Popularposts from this blog Latihan BAB 3. November 23, 2020
Halini karena aplikasi tersebut dilengkapi teknologi 4. Berikut kelebihan dari 5G dari pendahulunya. (1) Akses data lebih cepat (2) Latensi lebih kecil (3) Latensi lebih besar (4) Harga lebih murah Jawaban yang benar ditunjukkan oleh nomor 5. Teknologi berikut yang paling mendapat dukungan oleh kehadiran 5G 6.
Perhatikanpernyataan berikut: Mendapat dukungan dari pemerintah Jepang Negara persatuan yang tidak terpecah-pecah. Mempunyai satu kedaulatan yang didukung oleh rakyat. Sesuai dengan semangat kebangsaan negara-negara sekutu. Dipilih dalam permusyawaratan yang disetujui oleh rakyat.
InstrumentasiDua teknologi yang telah berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini dan sangat berpengaruh langsung terhadap kehidupan jutaan manusia adalah internet dan telepon bergerak. Sementara internet memberikan kemudahan dalam mengakses informasi-informasi yang sangat berharga dengan sangat murah dan tidak tergantung pada lokasi di manapun mengakses, sebaliknya telepon bergerak
Sayaadalah kartu bagus yang kami lewati oleh permainan slot yang memberikan lebih dari 100 pengembalian ke pemain. Yang saya maksud adalah game yang memberitahu saya kedua RTP pada slot. Morrison dapat membuka kembali musik live dengan aman, menurut CEO tempat musik, Mark Davyd, kepada NME.
Teknologiberikut yang paling mendapat dukungan oleh kehadiran 5G adalah d. IoT 6. Berikut yang bukan dampak dari teknologi IoT adalah c. koneksi data di internet semakin cepat 7. Beberapa teknologi yang berkembang dan mendasari munculnya aplikasi teknologi lain, di antaranya machine learning, computer vision, NLP, 5G, dan loT 2.
. Kehadiran teknologi 5G diyakini dapat berkontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas hidup kita. Kendati begitu, penerapannya masih menimbulkan kehawatiran terkait dampak buruknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Generasi kelima teknologi internet nirkabel, atau yang lebih populer disebut 5G, bakal menjadi standar global. Menurut kajian yang dilakukan Polytechnic Mersing, teknologi 5G akan mendorong perluasan penggunaan Internet of Things [IoT] di berbagai sektor kehidupan kita. Internet 5G adalah generasi terbaru dari jaringan internet nirkabel yang dirancang untuk menghubungkan semua orang dan semua hal secara virtual. Melalui 5G, berbagai perangkat dapat terkoneksi guna menjalin komunikasi satu sama lain. Dalam hal kecepatan, teknologi 5G juga menawarkan kecepatan puluhan kali lipat dibanding 4G, yang rata-rata kecepatannya sekitar 45 Mbps [megabit per detik]. Sinyal 5G ditransmisikan melalui sejumlah besar stasiun seluler kecil, yang bisa dipasang di tiang lampu atau atap bangunan. Sinyalnya hanya dapat melakukan perjalanan jarak pendek [gelombang pendek] yang dapat terganggu oleh cuaca dan fisik seperti bangunan. Semakin pendek gelombang, semakin tinggi frekuensi, dan semakin banyak data yang dapat dibawa [Edwien Satya, 2019]. Berdasarkan catatan, sejauh ini, ada sekitar 34 negara yang telah mengadopsi teknologi 5G. Semula, Indonesia akan masuk barisan negara yang ikut ambil bagian, namun akhirnya batal. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memutuskan untuk memberhentikan proses seleksi pengguna pita frekuensi radio 2,3 GHz, yang bisa dipergunakan untuk jaringan 5G. Kementerian berargumen dihentikannya proses seleksi ini sebagai langkah kehati-hatian dan kecermatan untuk menyelaraskan setiap bagian dengan ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan penerimaan negara bukan pajak [PNBP]. Khususnya, Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Komunikasi dan Informatika. Baca Teknologi 3D Hadirkan Badak Sumatera di Kehidupan Kita Ilustrasi pesatnya pembangunan kota yang tidak jarang mengorbankan kelestarian alam dan juga menimbulkan permasalahan lingkungan baru. Ilustrasi Hidayaturohman/Mongabay Indonesia Dampak positif bagi lingkungan Revolusi besar disebut-sebut bakal menerpa berbagai sektor kehidupan kita dengan kehadiran teknologi 5G. Tak terkecuali sektor lingkungan hidup. Saat ini, berbagai problem lingkungan merundung kota-kota kita. Misalnya, soal kualitas air dan udara yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan menggunakan teknologi 5G dan memanfaatkan sensor khusus tertentu, terhubung secara nirkabel, kita dapat dengan mudah mendeteksi kontaminasi air dan pencemaran udara. Bahkan, mengetahui sumber-sumbernya sehingga dapat dengan mudah pula mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Dalam hal kemacetan lalu-lintas, teknologi 5G akan membantu menciptakan manajemen transportasi yang lebik baik. Semua orang mafhum kemacetan menjadi horor di kota-kota besar, termasuk kota-kota besar di negara kita. Kemacetan menyebabkan kerugian waktu dan finansia, juga merambat pada kesehatan jiwa berupa stres dan depresi. Dengan melibatkan kamera dan sejumlah sensor, teknologi 5G akan mampu membuat sistem kendali lalu lintas yang lebih dinamis dan presisi. Dengan begitu, dapat mengurangi konsumsi energi dam meminimalisir waktu terbuang. Di sektor properti, teknologi 5G diyakini mampu mengurangi secara siginifikan pemborosan energi. Selama ini, sektor properti menggunakan energi dalam jumlah besar untuk penerangan, pemanas, pendingin, dan sejumlah keperluan lainnya. Sektor ini menyedot sekitar 42 persen dari konsumsi energi global. Dengan teknologi 5G, semua diatur otomatis dan dinamis. Lampu, misalnya, akan mati sendirinya begitu tak ada orang di dalam ruangan. Pun sebaliknya. Baca Dan Akhirnya, Bulan akan Ditambang Kehadiran teknologi 5G diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi positif bagi lingkungan tapi juga tidak memberi dampak buruk pada kesehatan manusia, terutama dari segi radiasi. Foto Djoko Subinarto Perubahan iklim Dalam tataran global, penggunaan teknologi 5G akan ikut membantu mengatasi masalah perubahan iklim. Tim peneliti dari Universitas Zurich dan Empa [lembaga riset multidipliner yang berbasis di Dubendorf, Swiss] telah menganalisis bahwa penggunaan 5G dapat meminimalisir emisi gas rumah kaca. Tim periset menyimpulkan, dengan asumsi peningkatan delapan kali lipat dalam lalu lintas data di masa depan, 5G akan lebih efisien dan memungkinkan munculnya berbagai piranti aplikasi inovatif yang mendorong terciptanya pola kerja manusia yang lebih fleksibel. Transportasi lebih tertata, sistem pertanian lebih baik, yang ujungnya ikut membantu mengurangi emisi CO2. Tim periset memperkirakan, penggunaan 5G pada 2030 mendatang akan menurunkan emisi hingga sekitar 85 persen per unit data yang ditransmisikan, dibandingkan teknologi internet nirkabel saat ini. Menurut tim periset, dengan transmisi data yang lebih cepat dan lebih andal pada jaringan 5G, akan mendukung pola kerja lebih luwes, yang pada gilirannya akan mengurangi lalu lintas komuter dan perjalanan bisnis. “Perkembangan teknologi, jika diterapkan dengan cara yang cerdas, akan menjadi kontributor utama untuk ikut mengurangi emisi CO2,” simpul Roland Hischier dari lembaga riset Empa. Hasil riset yang dilakukan Univeristas Zurich dan lembaga riset Empa itu makin memperkuat sejumlah hasil riset lainnya terkait dampak positif penggunaan teknologi 5G terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Baca juga Ekosofi, Era Baru Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Indonesia Kemacetan lalulintas yang merupakan permasalahan di kota-kota besar di Indonesia. Foto Djoko Subinarto Khawatir dampak kesehatan Meski teknologi 5G dapat dimanfaatkan bagi kepentingan peningkatan kualitas lingkungan, namun ada kehawatiran terkait dampak buruknya bagi kesehatan. Beberapa waktu lalu, lebih dari 180 ilmuwan dan dokter dari 36 negara memperingatkan Uni Eropa tentang bahaya 5G, khususnya dihubungkan dengan peningkatan besar-besaran paparan radiasi elektromagnetik dan radiasi radio frequency [RF]. Para ilmuwan dan dokter mendesak Uni Eropa untuk mengikuti Resolusi 1815 dari Dewan Eropa dan meminta dibentuknya gugus tugas independen untuk mengkaji kembali dampak kesehatan penggunaan teknologi 5G. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker Organisasi Kesehatan Dunia [IARC], sejak beberapa waktu lalu telah mengklasifikasikan radiasi RF sebagai “memiliki kemungkinan karsinogenik bagi manusia”, menyusul penelitian yang menunjukkan adanya kaitan antara radiasi RF dengan tumor otak tertentu. Kendati demikian, IARC juga mengakui bahwa bukti untuk hal tersebut masih terbatas. Menurut Marguerite Reardon [2020], kalau kategorinya sebagai “memiliki kemungkinan karsinogenik”, sejatinya, kopi dan acar sayuran juga berada dalam kategori yang sama dengan radiasi RF. Sementara itu, Lennart Hardell dan sejumlah rekannya, dari Departemen Onkologi, Universitas Örebro, Swedia, yang menulis ulasan khusus di Jurnal Frontiers in Public Health, sebagaimana dikutip Yella Hewings-Martin [2019], menegaskan bahwa radiasi frekuensi lebih tinggi yang terkait penggunaan 5G, tidak menembus tubuh sedalam frekuensi teknologi sebelumnya, meskipun efeknya mungkin sistemik. Lennart Hardell dkk menambahkan, jangkauan dan besarnya dampak potensial teknologi 5G belum banyak diteliti. Untuk sementara, dalam upaya mengantisipasi kemungkinan dampak buruk radiasi RF akibat penggunaan 5G, Hardell dan timnya menyarankan agar menara seluler berada jauh dari permukiman, pusat penitipan anak, sekolah, dan tempat-tempat yang sering dikunjungi wanita hamil, serta pria yang ingin menjadi ayah dari anak-anak yang sehat, maupun kaum muda. Selain soal radiasi RF yang memiliki “kemungkinan karsinogenik”, kehawatiran lain terkait teknologi 5G adalah radiasi elektromagnetik yang diduga dapat mengganggu orientasi burung, mamalia, dan invertebrata seperti serangga dan laba-laba serta menganggu pula metabolisme tanaman [Emrald Alamsyah, 2018]. Di sektor penerbangan, penggunaan jaringan 5G disebut-sebut dapat mengganggu instrumen penting pesawat. Penyebabnya, karena gangguan sinyal dari perangkat yang menggunakan jaringan 5G dapat memblokir data yang berasal dari altimeter -pengukur ketinggian yang memberi tahu pilot pesawat seberapa tinggi mereka terbang. Menurut otoritas penerbangan sipil Prancis, Direction Générale de l’Aviation Civile [DGAC], seperti dilaporkan France24, penggunaan perangkat 5G di dalam pesawat dapat menyebabkan risiko gangguan yang berpotensi menyebabkan kesalahan dalam pembacaan ketinggian pesawat. Oleh sebab itu, selain meminta pengguna jaringan 5G mematikan ponselnya selama di dalam pesawat, DGAC juga meminta kekuatan sinyal dari base transceiver station [BTS] 5G yang ditempatkan di dekat bandara utama Prancis dibatasi. Laut, pantai, dan hutan yang hijau di Kalimantan Timur ini harus dijaga kelestariannya. Foto Rhett Butler/Mongabay Semakin jelas dan tegas Suka atau tidak, teknologi akan terus berkembang dan bertambah canggih. Kita tidak mungkin menghentikan laju kemajuan teknologi. Meski begitu, kita mesti selalu ingat bahwa di samping membawa banyak manfaat, kehadiran sebuah teknologi kemungkinan membawa pula sejumlah risiko. Kajian dan penelitian terkait penggunan teknologi 5G wajib terus dilakukan, sehingga didapat gambaran yang semakin jelas dan semakin tegas, seberapa besar potensi yang didapat dan seberapa jauh buruk yang ditimbulkan. Dengan begitu, kita bisa melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengatasinya. Termasuk, memutuskan perlu tidaknya menggunakan teknologi ini secara masif, atau hanya untuk keperluan yang sifatnya terbatas. *Djoko Subinarto, kolumnis dan bloger, tinggal di Bandung, Jawa Barat. Tulisan ini opini penulis. Rujukan AFP. 2021. 5G Phones May Interfere with Aircraft French Regulator. Catherine Early. 2019. The Environmental Benefits of 5G. Edwien Satya. 2019. Dampak Radiasi Teknologi 5G bagi Manusia. Fauzan Jamaludin. 2021. Kemkominfo Batalkan Lelang Frekuensi 5G, Ada Apa? Jack Karsten. 2016. 5G Technologies Will Power a Greener Future for Cities. Ichsan Emrald Alamsyah. 2018. Radiasi 5G Dianggap Bahayakan Serangga dan Tanaman. Jan Bieser, Beatrice Salieri, Roland Hischier & Lorenz M. Hilty. 2020. Next Generation Mobile Networks, Problem or Opportunity for Climate Change. Marguerite Reardon. 2020. Is 5G Making You Sick? Probably Not. Martin L. Pall. 2018. 5G Great Risk for EU, and International Health! Compelling Evidence for Eight Distinct Types of Great Harm Caused by Electromagnetic Field EMF Exposures and the Mechanism that Causes Them. William Goddard. Is 5G Available? Yella Hewings-Martin. 2019. Is 5G Technology Bad for Our Health? Artikel yang diterbitkan oleh
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate memenuhi undangan Rapat Kerja bersama Komisi I DPR-RI, Jakarta, Rabu 07/04/2021 - AYH Siaran Pers 7 April 2021TentangDukungan Tata Kelola 5G yang Komprehensif, Menteri Johnny Paparkan 5 Aspek KebijakanTeknologi 5G saat ini merupakan teknologi telekomunikasi broadband paling mutakhir, mengingat banyak negara di dunia yang meluncurkan komersialisasi layanan berbasis teknologi 5G. Menurut Menteri Komunkasi dan Informatika Johnny G. Plate, Indonesia dalam tahap persiapan untuk menyediakan layanan 5G yang berkualitas bagi masyarakat, maupun bagi pertumbuhan sektor perekonomian. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola yang komprehensif.“Kementerian Kominfo meyakini bahwa dalam upaya untuk mengimplementasikan dan mengembangkan layanan 5G yang berkualitas tersebut, diperlukan sinergi dari setidaknya lima aspek kebijakan,” ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI di Ruang Rapat Komisi I, Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu 07/04/2021. Adapun kelima aspek tersebut antara lain aspek regulasi, spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur, serta perangkat, ekosistem, dan talenta digital.“Dengan dukungan kebijakan yang komprehensif, maka layanan 5G yang akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia, khususnya di sektor perekonomian,” aspek regulasi, Menteri Johnny menyebutkan implementasi layanan 5G di Indonesia didukung oleh setidaknya delapan 8 regulasi yang cukup mutakhir dan fleksibel, yakni1 UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;2 UU No. 11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah oleh UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik UU ITE; 3 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja; 4 PP No. 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi; 5 PP No. 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit;6 PP No. 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran biasa disebut dengan PP Postelsiar; 7 Rancangan UU RUU tentang Pelindungan Data Pribadi RUU PDP, serta8 Peraturan Menteri Kominfo sebagai aturan pelaksanaannya. “Regulasi-regulasi ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sebagai gambaran, keberadaan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik UU ITE, dan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi RUU PDP nantinya akan diperlukan oleh masyarakat untuk memastikan pelindungan terhadap data pribadi, keamanan lalu lintas data, dan kedaulatan data,” antar regulasi tersebut dibutuhkan mengingat pertumbuhan data pada era 5G akan semakin melimpah, salah satunya berasal dari masifnya penggelaran sensor-sensor dari layanan Internet of Things IoT. Menurut Menteri Johnny, UU Cipta Kerja juga telah memberikan komponen regulasi yang cukup komprehensif dalam mendukung pengembangan 5G nantinya, karena mengatur beberapa pokok.“Yang pertama Koeksistensi layanan over-the-top OTT khususnya antara layanan konvensional mainstream dengan layanan-layanan baru dari new comer; OTT seperti Youtube, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Kedua, Pengaturan tarif sehingga tercipta tarif yang favorable dan affordable melalui penetapan ceiling price dan/atau floor price,” lainnya yang juga diatur dalam UU Cipta Kerja adalah kerja sama penggunaan frekuensi radio untuk teknologi baru, seperti Global System for Mobile Communication Railway GSM-Railway untuk persinyalan kereta cepat dan 5G untuk keperluan Internet broadband.Selain itu, kebijakan infrastructure sharing baik infrastruktur aktif maupun pasif, penentuan tenggat waktu untuk pelaksanaan analog-switch-off ASO pada tanggal 2 November 2022 nanti, dan optimalisasi nilai manfaat pada pita frekuensi radio 700 MHz. SFR dan Model BisnisDukungan tata kelola kedua adalah Spektrum Frekuensi Radio SFR. Menteri Johnny menyatakan untuk memastikan penggelaran jaringan 5G yang optimal, Indonesia membutuhkan alokasi spektrum frekuensi setidaknya di tiga layer lapisan. “Yaitu di level Low Band yang meliputi pita-pita frekuensi di bawah 1 Giga Hertz, Middle Band yang meliputi pita-pita frekuensi di dalam rentang 1-6 Giga Hertz, dan juga di High Band yang sering disebut sebagai Super Data Layer atau milimeter Wave Band, yang menjangkau pita frekuensi tinggi di atas 6 Giga Hertz,” ujarnya. Berkaitan dengan pengelolaan spektrum frekuensi radio sebagai sumber daya alam yang bersifat terbatas limited natural resources, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kominfo telah menerapkan dua kebijakan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatannya bagi masyarakat. Dua kebijakan tersebut adalah teknologi netral dan program Farming dan Refarming Frekuensi. Sedangkan untuk model bisnis, Menkominfo menilai hadirnya teknologi 5G di tengah kehidupan masyarakat akan memicu banyak perubahan pada model bisnis, baik di industri telekomunikasi maupun industri vertikal lain seperti manufaktur dan otomotif.“Hal ini karena potensi layanan 5G yang bukan lagi hanya fokus pada pola komunikasi antarmanusia human-to-human, tetapi juga mengintegrasikan manusia dengan mesin human-to-machine, serta menciptakan jejaring/jalur komunikasi antara mesin yang satu dengan mesin yang lainnya machine-to-machine,” Kominfo menjelaskan bahwa layanan 5G untuk komunikasi antar manusia atau human-to-human dapat meningkatkan interaksi manusia melalui berbagai platform digital, seperti virtual/augmented reality, video conference, dan social network untuk meningkatkan keamanan publik. “Teknologi 5G pula akan seolah menghilangkan batas dalam interaksi manusia dengan mesin atau human-to-machine, misalnya dengan cara merealisasikan teknologi smart home, smart city, dan tele-health. Lalu dengan terciptanya komunikasi antar mesin machine-to-machine, maka perubahan model bisnis akan semakin terasa dengan berkembangnya otomatisasi industri dalam rangka beradaptasi dengan Revolusi Industri serta teknologi kecerdasan buatan/Artificial Intelligence AI,” dan Penguatan InfrastrukturMenurut Menteri Johnny, untuk mendukung penggelaran layanan 5G diperlukan fiberisasi dan penguatan infrastruktur yang menyeluruh. Hal tersebut dapat dilakukan setidaknya melalui tiga hal pokok. “Pertama, di era 5G tipe Base Transceiver Station BTS akan didominasi oleh tipe BTS-BTS yang berukuran pendek, tetapi akan sangat rapat penempatannya yang disebut dengan istilah small cell. Karenanya, diperlukan kemudahan akses terhadap infrastruktur pasif eksisting seperti misalnya lampu jalan, lampu lalu lintas, papan reklame, halte bus, dan lain sebagainya,” tipe BTS, efisiensi dan keteraturan tata kota juga dibutuhkan ruang bersama dalam bentuk ducting sebagai jalur arteri pendistribusian jaringan Fiber Optic FO, baik ke BTS, rumah, bangunan maupun fasilitas publik. “Kedua hal pokok tersebut memerlukan sosialisasi yang intensif dan menyeluruh kepada segenap elemen di level Pemerintah Daerah, agar terjadi gerak langkah yang harmonis sehingga 5G mampu menjadi enabler kemajuan Indonesia yang dimulai dari daerah-daerah,” ketiga adalah upaya fiberisasi perlu terus dipercepat oleh para penyelenggara telekomunikasi agar koneksi antar-BTS dan jaringan middle-mile/backhaul memiliki kapasitas transmisi yang besar dan mampu menyediakan koneksi yang responsif, serta mampu mengantisipasi pertumbuhan trafik yang semakin terakhir yakni mengenai dukungan tata kelola 5G yang komprehensif adalah perangkat, ekosistem, dan talenta digital, Menkominfo menilai 5G harus memberikan kesempatan dan peluang pada potensi dalam negeri.“Tentunya, kehadiran teknologi 5G di Indonesia harus memberikan kesempatan dan peluang pada potensi di dalam negeri kita sendiri. Dimulai dari aspek TKDN Tingkat Kandungan Dalam Negeri perangkat 5G, kami terus bersinergi dengan Kementerian Perindustrian untuk merumuskan kebijakan yang paling tepat, seperti TKDN 4G sebesar 40%,” menambahkan perangkat jenis base station melalui teknologi open protocol, seperti teknologi Open RAN Radio Access Network telah diawali melalui jalinan kerja sama riset antara Universitas Telkom dengan salah satu vendor global yang unggul di dalam ekosistem teknologi Open RAN. Selain itu, juga ada perangkat 5G jenis handset dengan nilai TKDN setidaknya sama dengan nilai TKDN untuk handset 4G yaitu sebesar 30%. Terkait hal ini, kajian intensif yang melibatkan Kementerian Perindustrian dan para pelaku usaha industri dalam negeri diharapkan terus dilakukan.“Segenap upaya tersebut bermuara pada tujuan kita bersama yaitu mendorong Indonesia untuk dapat menjadi negara produsen, setidaknya komponen,” Menteri Kominfo pembangunan jaringan 5G bukan hanya sebagai infrastruktur, tetapi juga sebagai upaya untuk membangun ekosistem lokal terutama ekosistem di layer aplikasi. Oleh karena itu, pengembangan ekosistem aplikasi ini perlu ditingkatkan, mengingat sejak era 4G, Indonesia terbukti mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri melalui sejumlah aplikasi lokal yang menjelma menjadi unicorn bahkan decacorn. “Aplikasi-aplikasi lokal tersebut, termasuk aplikasi IoT, diharapkan terus mendominasi sehingga mampu bersaing dengan aplikasi atau OTT dari luar Indonesia. Pemberdayaan berbasis komunitas harus terus ditingkatkan agar pegiat industri lokal semakin kompeten dalam memproduksi dan mengembangkan bisnis berbasis aplikasi,” sisi sumber daya manusia, Menkominfo menilai pembangunan talenta digital berwawasan 5G perlu dilakukan secara komprehensif. Hal ini dapat diawali dari penyiapan talenta digital di sisi hulu melalui jalur pendidikan formal sebagai perwujudan peran dan tugas perguruan tinggi untuk mendidik masyarakat Indonesia agar unggul dan berdaya saing. “Peran pembangunan talenta di tingkat hulu ini dilakukan Kementerian Kominfo melalui pengembangan Sekolah Tinggi Multimedia STMM di Yogyakarta. Saat ini, STMM Yogyakarta berfokus pada tiga bidang jurusan, yakni Animasi dan Desain, Komunikasi Informasi Publik, dan Penyiaran,” membuka penerimaan untuk umum pada tahun 2001 hingga saat ini, STMM Yogyakarta telah menerima total sebanyak peserta didik dan meluluskan sebanyak alumni. Kementerian Kominfo berkomitmen kedepan STMM Yogyakarta diusahakan untuk bermetamorfosis menjadi Institut Digital Nasional IDN, sebuah Center of Excellence di bidang digital yang mencakup empat klaster besar studi baru.“Antara lain teknologi digital, komunikasi dan media digital, ekonomi digital, serta tata kelola dan kebijakan digital. Metamorfosis ini dilakukan untuk mempertahankan relevansi dengan perkembangan zaman, dan terlebih untuk mempersiapkan SDM Indonesia agar siap menghadapi disrupsi digital,” STMM Yogyakarta, Kementerian Kominfo juga turut berkontribusi dalam pembangunan talenta digital di sisi hilir melalui program Digital Talent Scholarship DTS yang digagas sejak tahun 2018. “Program ini rencananya selain terus ditingkatkan jumlah pesertanya, tetapi juga akan diperkaya kurikulumnya dengan skill yang sesuai untuk era 5G, misalnya pengembangan software Open RAN, pelatihan system integrator, tata kelola jaringan 5G, advanced computing, pemahaman cyber security, networking, dan programming,” SetuPlt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfoe-mail humas 021-3504024Twitter kemkominfo FB kemkominfo IG kemenkominfowebsite
Resmi diluncurkan secara terbatas pada Kamis, 27 Mei 2021, jaringan 5G kini sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna atau Fifth Generation generasi kelima adalah sebuah sebutan ataupun istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G. 5G menjadi generasi ke-5 jaringan seluler setelah 1G, 2G, 3G, dan juga ini dirancang dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kecepatan data puncak multi-Gbps yang lebih tinggi, latensi yang sangat rendah, keandalan yang lebih tinggi, kapasitas jaringan yang masif, ketersediaan yang ditingkatkan, dan pengalaman pengguna yang lebih seragam kepada lebih banyak Perkembangan Generasi Jaringan1G First GenerationJaringan 1G pertama kali diperkenalkan oleh Nippon Telegraph and Telephone pada tahun 1979 kepada warga Tokyo. Kemudian di tahun 1984, jaringan 1G ini mulai mencakup seluruh wilayah Jepang, sehingga menjadikan Jeapang sebagai negara pertama yang memiliki layanan 1G secara Indonesia, teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Saat itu, PT Telkom bersama PT Rajasa Hazanah Perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT Nordic Mobile Telephone dengan menggunakan frekuensi 450 menjadi teknologi jaringan pertama pada saat itu, 1G belum mendapat tempat dihati banyak masyarakat. Kala itu, jaringan ini dinilai memiliki banyak kekurangan, seperti kualitas suara yang tidak begitu bagus, tidak memiliki dukungan roaming, serta keamanan yang tidak terjamin karena tidak adanya itu, kecepatan unduh yang ditawarkan juga sangat lambat dan hanya mencapai sekitar 2,4 Kbps. Saat itu, Motorola tercatat sebagai vendor pertama yang merilis ponsel 1G yang tersedia secara komersial pada tahun 1983. Ponsel tersebut bernama Second GenerationMemasuki tahun 1990-an, jaringan 2G mulai hadir di dunia. Jaringan ini hadir seturut dengan diluncurkannya Global System for Mobile Communications GSM di Finlandia pada 1991. Berkat hadirnya jaringan ini, untuk pertama kalinya, pengguna seluler tidak hanya dapat menelepon namun dapat juga mengirim pesan teks SMS ke sesama. Kala itu, pesan multimedia MMS juga hadir sebagai bentuk komunikasi jaringan ini kemudian mengalami perubahan selama beberapa waktu menjadi 2,5G atau yang dikenal dengan istilah General Packet Radio Service GPRS, serta 2,75G atau EDGE Enhanced Data rates for Global Evolution, di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Indonesia sendiri, jaringan ini diperkirakan hadir pada tahun 1993 seiring dengan ditandainya proyek percontohan seluler digital dengan standar GSM oleh Telkomsel yang kala itu bernama Telkomsel GSM, di Pulau Batam. Pada tahun 1994, PT Satelit Palapa Indonesia Satelindo menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM yang kemudian disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun Third GenerationDi tahun 2001, NTT DoCoMo menjadi operator pertama yang meluncurkan teknologi jaringan 3G. Teknologi jaringan ini berfokus pada pada standarisasi protokol jaringan vendor. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya yaitu 2G, 3G mempu memberikan pengalaman streaming video dan juga panggilan video yang itu, email juga pada saat itu menjadi bentuk komunikasi standar lainnya yang dapat digunakan melalui perangkat seluler. Hal ini dikarenakan 3G mempunyai kemampuan transfer data hingga 4 kali lipat yang mencapai rata-rata 2 jaringan 3G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2005. Berselang 1 tahun kemudian, Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial. Munculnya teknologi jaringan 3G juga menjadi pemicu era kelahiran smartphone kala itu. Terdapat 2 nama besar yang melahirkan ponsel revolusioner kala itu, yakni Blackberry dan Fourth GenerationMenjelang akhir tahun 2009, untuk pertama kalinya istilah 4G diperkenalkan untuk penggunaan komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia. Dengan kecepatan minimal 12,5 Mbps, jaringan ini menyuguhkan streaming atau obrolan video berkualitas tinggi, akses web seluler cepat, video berkualitas HD, serta game ini membuat 4G dianggap mampu membawa perluasan kapasitas jaringan seluler untuk internet lebih cepat atau perkembangannya, jaringan ini terus mengalami pembaruan, pembaruan pertama yang dibuat adalah 4G LTE Long Term Evolution. 4G LTE hadir sebagai hasil dari penyederhanaan arsitektur serta desain ulang lengkap dari jaringan 3G. Karena memiliki kecepatan minimum 100 Mbps, jaringan ini mampu menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam latensi transfer dan dapat meningkatkan efisiensi serta kecepatan pada pembaruan tersebut, 4G LTE kembali mengalami pembaruan dengan memunculkan 4G LTE Advanced atau yang lebih dikenal dengan istilah 4G+. Dapat menembus hingga kecepatan 1Gbps, membuat jaringan ini menjadi lebih cepat, lebih stabil, dan memiliki ketersediaan bandwidth yang lebih tinggi daripada LTE 4G LTE baru diluncurkan secara komersial di Indonesia pada akhir tahun 2014. Kala itu, Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang mengaplikasikan jaringan mobile 4G LTE di Indonesia. Namun, untuk teknologi 4G LTE Advanced, Smartfren menjadi operator pertama yang Fifth GenerationDikutip dari laman Korea Selatan menjadi negara pertama yang menawarkan teknologi jaringan 5G pada Maret 2019 silam. Jaringan ini diluncurkan oleh KT, LG Uplus, dan SK Telecom. Teknologi jaringan ini hadir untuk memberikan kecepatan data sebesar 10 hingga 100 kali lebih cepat dari jaringan 4G yang umumnya masih kita gunakan pada saat Indonesia, Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang menyediakan layanan jaringan 5G. Melalui acara berjudul "Unlock the Future" yang digelar di Telkomsel Smart Office, Telkom Hub, Jakarta. Telkomsel secara resmi memperkenalkan jaringan 5G pada Kamis, 27 Mei 2021. Peresmian ini turut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny sudah resmi diumumkan, tidak semua wilayah di Indonesia dapat menggunakan layanan jaringan ini. Baru baru beberapa kota di wilayah Jabodetabek saja yang dapat menikmati sinyal 5G Telkomsel, yakni Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara, Pondok Indah dan Widya Chandra, di Jakarta Selatan, Serta Bumi Serpong Damai dan dan Alam Sutera di Tangerang laman , selain ke-6 wilayah tadi, jaringan 5G Telkomsel juga bisa diakses di Institut Teknologi Bandung, Telkom University, Jawa Barat, dan Telkomsel Smart Office, 5G Koneksi Internet Lebih CepatMenurut sejumlah data yang beredar, kecepatan jaringan 5G mengalami peningkatan hingga 100x dibandingkan dengan jaringan 4G, yaitu hingga 10Gbps. Dengan peningkatan kecepatan ini, Anda dapat mengunduh film berdurasi dua jam hanya dalam waktu kurang dari 10 detik ini dimungkinkan karena sebagian besar jaringan 5G dibangun di atas gelombang udara frekuensi super tinggi, yang juga dikenal sebagai spektrum pita KapasitasTerlalu banyak perangkat yang mencoba menggunakan jaringan di satu tempat membuat jaringan internet yang kita gunakan menjadi lambat. Infrastruktur jaringan tidak dapat mengatasi sejumlah besar perangkat yang menyebabkan kecepatan data lebih lambat dan waktu jeda yang lebih lama untuk dengan hadirnya teknologi jaringan 5G, diharapkan dapat menyelesaikan masalah tersebut. Jaringan teknologi 5G diharapkan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada Lebih RendahLatensi merupakan jeda waktu yang dibutuhkan dalam penghantaran data dari pengirim ke penerima atau tinggi jeda waktu maka semakin lambat respons yang diberikan penerima atas perintah yang 5G dikatakan memiliki latensi atau waktu akses layanan data yang 10 kali lebih rendah daripada 4G, yakni 1ms. Bagi banyak sektor pekerjaan, bisnis dan juga para gamer, teknologi jaringan ini akan berguna bagi mereka untuk menikmati kecepatan tinggi dan kelambatan minimal sempurna untuk aplikasi virtual reality VR dan augmented reality AR dengan koneksi yang Jaringan 5G di IndonesiaJaringan 5G dapat membantu perencanaan tata kota dengan teknologi mixed 5G memungkinkan pengguna mengunduh dan mengunggah video dengan kecepatan tinggi serta memaksimalkan panggilan pengguna mendapat sajian konten video hingga resolusi 4K tanpa para gamers untuk mengirimkan input kendali ke server, yang kemudian memproses aksinya, melakukan render, dan kemudian mengirimkan hasilnya berupa sebuah stream tampilan yang sudah dikompres untuk kembali ke perangkat kita menggunakan Cloud jangkauan 5G lebih luas dari WiFi, pelaku bisnis bisa memanfaatkan koneksi ini dalam memonitor mobilisasi barang di pergudangan atau jaringan 5G, dapat mempercepat pemindaian objek seperti plat nomor kendaraan di jalan atau pengenalan wajah dengan kualitas gambar mengendalikan drone yang bermanfaat di berbagai sektor pekerjaan, seperti pertanian, pemetaan, hingga dapat mengaktivasi jaringan 5G, Anda dapat membacanya pada artikel berikut ini Cara Aktivasi Jaringan 5G
- Teknologi jaringan seluler terbaru 5G mungkin sudah tidak asing lagi di Indonesia. Sejak dilaksanakannya ULO Uji Laik Operasi 5G pada Mei 2021 oleh Kementerian Kominfo, berarti terhitung hampir setahun sudah kehadiran teknologi 5G di Indonesia. Menyusul dilaksanakannya ULO tersebut, kini terdapat tiga perusahaan penyedia layanan jaringan seluler yang sudah mengantongi SKLO Surat Keterangan Laik Operasi 5G, yaitu Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo SKLO tersebut, tiga operator itu saat ini sudah mulai menggelar layanan jaringan seluler 5G di Indonesia, meski masih dengan cakupan wilayah yang terbatas hanya di kota besar dengan titik akses yang tidaklah luas. Baca juga Jaringan 5G Telkomsel Hadir di Bandara Soekarno-Hatta Kemudian, hal yang membuat teknologi 5G di Indonesia menjadi tidak asing lagi, salah satunya juga karena mulai banyak perangkat yang mendukung jaringan seluler terbaru ini. Pabrikan ponsel besar, seperti Samsung, Xiaomi, atau Oppo, telah menggelontorkan beberapa ponsel di Indonesia, yang sudah mendapat dukungan konektivitas jaringan seluler 5G. Hiruk pikuk pembicaraan penggunaan teknologi 5G di Indonesia juga mulai terjadi akhir-akhir ini. Pembicaraan yang mungkin paling sering terdengar dari penggunaan teknologi 5G adalah kecepatan akses internetnya yang lebih kencang ketimbang jaringan 4G. Persoalan akses internet yang lebih kencang itu sebenarnya hal yang lumrah. Layaknya dulu jaringan 4G yang hadir setelah 3G atau kehadiran jaringan 3G setelah 2G. Sebagai perbandingan, 5G punya kecepatan akses internet maksimal sebesar 10 Gbps. Sementara kecepatan akses internet maksimal jaringan 4G adalah 50 Mbps. Kemudian dua jaringan seluler yang lebih lama, yakni 3G dan 2G, masing-masing punya kecepatan akses internet maksimal yakni 8 Mpbs dan 50 Kbps, sebagaimana dilansir RantCell. Peningkatan teknologi jaringan seluler memang selalu membawa unsur kecepatan akses internet. Di sisi lain, sebenarnya ada pembahasan yang cukup penting dari sekadar kecepatan akses internet pada jaringan 5G. Untuk lebih lengkapnya, berikut KompasTekno rangkumkan 5 fakta 5G yang perlu diketahui. 1. Minim latensi Teknologi jaringan seluler 5G idealnya beroperasi pada spektrum frekuensi radio milimeter dalam rentang 30 GHz hingga 300 GHz. Dalam spektrum frekuensi tersebut, jaringan 5G mampu mentransmisikan data dalam jumlah besar sekaligus dengan minim latensi. Latensi sendiri merupakan istilah untuk menyebut kecepatan transmisi data per detik, biasanya menggunakan satuan milisecond ms. Semakin rendah latensi yang dihasilkan suatu jaringan seluler maka semakin cepat pula data diterima dan diproses 5G bisa menghasilkan latensi yang rendah daripada 4G, yakni berkisar 1 ms hingga 10 ms. Sementara itu, latensi dari jaringan 4G masih berada pada kisaran 20 ms hingga 30 ms. 2. Kapasitas koneksi yang besar Dikutip dari CIO, pengguna spektrum frekuensi tersebut memungkinkan jaringan 5G untuk memiliki kapasitas koneksi yang besar dengan minim gangguan. Jaringan 5G bisa merambat dengan stabil meski terdapat penghalang seperti dinding atau gedung yang tinggi. Kemudian, jaringan 5G juga diperkirakan mampu untuk digunakan hingga satu juta perangkat per 1 kilometer persegi. Artinya, gangguan koneksi internet akibat terlalu banyak pengguna dalam satu wilayah bisa diminimalisir oleh jaringan 5G. 3. Menggerangkan berbagai alat dalam satu perangkat Dengan keunggulan jaringan 5G tersebut, baik dari segi latensi dan kapasitas koneksi, memungkinkan untuk dipakai dalam menggerakan beberapa alat sekaligus menggunakan satu perangkat atau dikenal dengan konsep IoT Internet of Things. Jaringan dengan latensi yang rendah dan kapasitas koneksi yang besar sangat dibutuhkan dalam memperbesar skala IoT. Baca juga Mengenal Internet of Things IoT dan Hubungannya dengan 5G? Untuk saat ini, mungkin IoT yang paling sederhana adalah smart home, yang memungkinkan pengguna bisa menggerakkan alat-alat rumah, seperti lampu, kulkas, atau penanak nasi, secara bersamaan lewat layar ponsel. Dengan hadirnya jaringan 5G, alat yang bisa dihubungkan dan dioperasikan lewat satu perangkat bakal bisa lebih besar dan jauh lagi cakupannya. Jaringan 5G memungkinkan untuk menghubungkan dan mengoperasikan alat di satu kota atau dikenal dengan smart city. 4. Interaksi secara real-time Fakta 5G yang berikutnya adalah jaringan ini mampu dimanfaatkan untuk berinteraksi secara real-time melalui teknologi virtual reality VR atau augmented reality AR, berkat keunggulan yang dimilikinya. Proses interaksi dengan VR atau AR seperti dalam beberapa platform, misalnya seperti saat bermain game atau streaming video beresolusi 4K, bisa berjalan secara lancar, tanpa ada delay. 5. Hemat energi Kemampuan jaringan 5G untuk transfer data hingga 10 Gbps dengan latensi yang rendah, membuat beban baterai pada satu perangkat menjadi tidak terlalu berat. Artinya, pengguna bisa meminimalisir penggunaan daya sehingga bisa lebih hemat energi, dengan menggunakan jaringan 5G, sebagaimana dilansir Hannover Messe. Baca juga XL Matikan Seluruh Sinyal 3G Akhir Maret 2022 Kendati jaringan 5G memiliki fakta-fakta “manis” di atas, namun berbicara penerapannya secara optimal tentu masih membutuhkan waktu yang cukup lama. Demikian 5 fakta 5G yang perlu diketahui, semoga bermanfaat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Belakangan ini teknologi 5g sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak yang menantikan implementasi 5g, tidak sedikit juga yang menerka-nerka apa itu sebenarnya teknologi 5g, atau apa perbedaannya dibanding dengan pendahulunya 4g, 3g, 2g, dan 1g. Jadi sebenarnya seperti apa teknologi 5g tersebut? Kenapa harus menggunakan 5g? Apa manfaatnya? Apa kelebihan dan kekurangannya? Kita akan telusuri satu persatu jawaban atas pertanyaan yang sering sekali muncul ketika membicarakan teknologi 5g ini. Pada dasarnya 5G atau Fifth Generation atau Generasi Kelima adalah sebutan untuk peningkatan atau evolusi telekomunikasi selular, baik dari sisi teknologi dan infrastruktur. Jadi singkatnya, 5G dalam telekomunkasi selular adalah pembaharuan dari 4G yang sudah banyak digunakan dan dijadikan standar telekomunkasi selular saat ini. Lebih lengkap lagi mengenai tingkatan evolusi teknologi telekomunikasi seluler, Anda dapat membacanya langsung dari situs resmi salah satu operator selular besar Indonesia di tautan ini. 5G dikembangkan sebagai jawaban atas kebutuhan akan koneksi dengan level lebih tinggi dari 4G, baik dari segi kecepatan, kapasitas, dan stabilitas. Kenapa Harus Beralih ke 5G? Berbeda dengan saat pertama kali dikembangkan, telekomunikasi selular saat ini tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara dua arah. Saat ini, selain panggilan suara telekomunikasi selular sudah digunakan untuk banyak keperluan dan aktivitas. Contohnya seperti panggilan video, online gaming, data entry, teleconference, video conference, kontrol perangkat / kendaraan jarak jauh, implementasi VR & AR dan masih banyak lagi. Sama seperti saat 3G dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan akses internet publik yang saat itu belum mampu dipenuhi oleh 2G. Atau saat telekomunikasi berevolusi dari yang awalnya hanya mendukung panggilan suara, lalu berkembang menjadi panggilan video dan akhirnya menghadirkan 4G sebagai penerus dari 3G. Saat ini 4G dinilai sudah mulai tidak sanggup mengimbangi perkembangan teknologi dalam beberapa tahun ke depan. Oleh sebab itu 5G mulai dikembangkan oleh banyak perusahaan dan negara-negara berkembang sebagai penerus dari 4G. Apa Saja Kelebihan dan Manfaat Dari 5G? 5G menawarkan banyak kelebihan dan peningkatan kinerja dari pendahulunya, yaitu 4G. Peningkatan-peningkatan tersebut antara lain adalah Data rate yang lebih tinggi, hal ini berpengaruh pada transmisi data antar perangkat, yang artinya kecepatan akses internet pun akan yang lebih rendah nyaris 1ms / mili detik, hal ini sangat penting dalam beberapa kasus. Karena kualitas lantency akan mempengaruhi akurasi waktu dalam komunikasi data. Latency yang tinggi mengakibatkan keterlambatan informasi data atau yang biasanya disebut delay. Contoh kasus, apabila kita mengontrol kendaaraan dari jarak jauh dan terjadi delay dalam transmisi data, akibatnya kendaraan yang seharusnya sudah berbelok masih melaju lurus. Connection Density di atas 4G, mendukung lalu lintas data dari banyak perangkat di saat bersamaan serentak dengan estimasi s/d 1 juta perangkat per km². Beberapa contoh pemanfaatan 5G adalah AR/VR for Industry Maintenance, Smart Surveillance, Smart Building Home / Office, Smart Factory, Remote Controlling Machinery, Remote Surgery, Drone Surveillance, Driving Automation, Smart Seaport, dan masih banyak lagi. Apa Saja Kekurangan Dari 5G? Sampai saat ini belum ada statement tentang kekurangan jaringan 5G yang didukung dengan bukti / fakta yang valid. Adapun beberapa kemungkinan yang dapat terjadi adalah sbb Dengan meningkatnya kecepatan komunikasi data dan akses internet, pengguna ponsel pintar smart phone akan memiliki kecendrungan mengkonsumsi paket data lebih tinggi dari cakupan area jaringan 5G membutuhkan waktu yang cukup dari generasi sebelumnya belum tentu mendukung jaringan 5G secara menyeluruh. Kapan 5G Dapat Dinikmati Oleh Masyarakat Luas? Saat ini hanya ada satu operator yang resmi menggelar jaringan 5G di Indonesia, dan area yang dilayani juga masih sangat terbatas di beberapa lokasi / kota besar saja. Namun berbeda dengan saat 4G pertama kali diperkenalkan di kalangan publik, tidak semua pengguna menyambut dengan antusias, banyak yang masih bertahan menggunakan 3G. Jaringan 5G sangat diminati dan ditunggu-tunggu oleh banyak pengguna di Indonesia. Pengaruh Yang Ditimbulkan Dalam Industri dan Bisnis Implementasi 5G dipastikan akan memicu evolusi besar-besaran dalam berbagai industri dan bisni, terutama perusahaan-perusahaan manufaktur dan ekspedisi. Automasi perangkat dan mesin akan mulai banyak digunakan dan teknologi-teknologi terdahulu akan mulai ditinggalkan. Lalu bagaimana dengan perusahaan-perusahaan yang belum terlayani jaringan 5G? Layanan internet dedicated dengan media fiberoptik didukung dengan teknologi WiFi 6 masih tetap menjadi solusi. Layanan internet dedicated berkecepatan tinggi dengan media fiberoptik dan didukung dengan redundansi jaringan menjadi tulang punggung internet. Sementara WiFi 6 menjadi media komunkasi antar perangkat dan mesin dalam jaringan lokal di dalam perusahaan. Di Cyberplus, kami menjaga tingkat ketersediaan layanan dan uptime yang tinggi dengan adanya redundansi di seluruh jaringan kami. Kami juga berkomitmen menjaga privasi dan kerasahasiaan data pelanggan kami dengan menerapkan Clean Pipe Internet. Untuk informasi lebih detail mengenai layanan internet dedicated kami, silahkan menghubungi kami di sales
teknologi berikut yang paling mendapat dukungan oleh kehadiran 5g adalah